19 April 2025
Fenomena Pembiayaan Kendaraan di Indonesia: Tren Pembiayaan Tahun 2024 Tertahan

Sumber: antaranews.com

Sekilas Jatim – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) mengungkapkan bahwa fenomena yang terjadi pada tahun lalu menunjukkan adanya dampak dari tren industri otomotif yang kurang menguntungkan, yang juga memengaruhi sektor perusahaan pembiayaan. Ketua Umum APPI, Suwandi Wiratno, mencatat bahwa sektor pembiayaan di Indonesia mengalami perlambatan yang cukup signifikan pada tahun 2024. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang biasanya mencatatkan angka pertumbuhan yang lebih tinggi, pada tahun 2024 peningkatan pembiayaan hanya tercatat delapan persen dalam kurun waktu satu tahun.

Suwandi menjelaskan bahwa meskipun ada peningkatan, angka tersebut masih termasuk dalam kategori pertumbuhan satu digit. Angka tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, yang pernah mengalami kenaikan pembiayaan kendaraan lebih dari 12 persen. Ia juga mengakui bahwa tantangan ekonomi global, serta kondisi ekonomi domestik yang sedang menghadapi kesulitan, turut memengaruhi dinamika ini.

Meskipun pembiayaan kendaraan baru mengalami penurunan yang cukup signifikan, Suwandi mencatat bahwa sektor kendaraan bekas justru mencatatkan tren yang lebih positif. Menurutnya, untuk setiap pembelian mobil baru, ada potensi pembiayaan untuk tiga kendaraan bekas. Hal ini menggambarkan perubahan preferensi masyarakat yang lebih memilih untuk membeli mobil bekas, bukan kendaraan baru. Hal ini tentu saja berdampak pada daya beli masyarakat, di mana mereka lebih memilih kendaraan dengan harga yang lebih terjangkau.

Suwandi juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam menciptakan lapangan pekerjaan sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Ia menyatakan bahwa meskipun saat ini masyarakat menghadapi kesulitan ekonomi, jika lapangan pekerjaan lebih banyak tersedia, permintaan akan kendaraan, baik baru maupun bekas, akan meningkat. Ketersediaan pekerjaan diharapkan bisa mendorong peningkatan daya beli, yang pada gilirannya dapat mendorong sektor pembiayaan kendaraan kembali berkembang.

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa pembiayaan kendaraan baru hingga Juli 2024 hanya mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,9 persen secara tahunan (YoY), yang sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan angka 8,1 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit peningkatan, sektor pembiayaan kendaraan baru tidak mengalami lonjakan yang signifikan pada tahun 2024 ini.

Perlambatan yang terjadi dalam sektor pembiayaan kendaraan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh industri pembiayaan di tengah situasi perekonomian yang belum stabil. Meskipun sektor pembiayaan kendaraan baru mengalami kesulitan, sektor kendaraan bekas menunjukkan potensi yang lebih besar, yang mencerminkan perubahan preferensi masyarakat dan dampak dari kondisi ekonomi yang mempengaruhi pola konsumsi mereka.

Secara keseluruhan, meskipun ada peningkatan dalam pembiayaan kendaraan, angka yang tercatat masih relatif kecil, yang menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pembiayaan di Indonesia. Namun, dengan dukungan dari kebijakan pemerintah yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya beli masyarakat, sektor ini diharapkan dapat kembali mengalami pertumbuhan yang lebih signifikan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *