20 April 2025
Gelombang Pertama Deportasi Imigran Ilegal dari AS Tiba di Guatemala

Sumber: antaranews.com

Sekilas Jatim – Menurut pernyataan dari Institusi Imigrasi Guatemala, dua pesawat milik Angkatan Udara Amerika Serikat yang membawa gelombang pertama imigran ilegal yang dideportasi telah tiba di pusat penerimaan repatriasi di pangkalan udara Guatemala. Pihak imigrasi menyebutkan bahwa sebanyak 80 warga Guatemala telah dipulangkan, yang terdiri dari 31 wanita, 48 pria, dan seorang anak tanpa pendamping.

Badan imigrasi mengonfirmasi bahwa para imigran yang baru kembali tersebut telah didaftarkan dan diterima oleh pemerintah Guatemala. Mereka juga menerima bantuan dasar yang meliputi makanan, pakaian, alat kebersihan, dan dalam beberapa kasus, dukungan psiko-sosial. Selain itu, mereka diberikan akses untuk melakukan panggilan telepon guna berkomunikasi dengan keluarga mereka.

Media setempat melaporkan bahwa pesawat kedua, yang juga membawa 80 imigran, mendarat di Bandara Guatemala setelah penerbangan pertama yang dilakukan oleh militer AS. Sebelum para imigran tersebut dapat kembali ke rumah mereka, mereka dipindahkan dari pusat penerimaan repatriasi di pangkalan udara menuju pusat bantuan imigrasi yang terletak di ibu kota Guatemala.

Sementara itu, laporan dari NBC, yang mengutip beberapa sumber, mengungkapkan bahwa ada tiga penerbangan imigran ilegal yang awalnya dijadwalkan untuk berangkat dari AS pada hari Jumat. Namun, salah satu pesawat yang tujuannya ke Meksiko tidak dapat lepas landas, karena dilarang mendarat di negara tersebut atas alasan yang masih belum jelas.

Tindakan pemerintah AS terhadap imigrasi ilegal semakin intensif sejak Presiden Donald Trump menyatakan komitmennya untuk menindak tegas praktik tersebut. Trump telah berulang kali menegaskan bahwa pemerintahannya akan segera melaksanakan kebijakan yang lebih keras terkait imigrasi ilegal begitu ia resmi menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, juga menyampaikan pada hari Jumat bahwa pihak AS berhasil menangkap 538 imigran ilegal, termasuk seorang tersangka teroris. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa dalam operasi anti-imigrasi besar-besaran tersebut, ratusan individu yang terlibat dalam aktivitas kriminal, yang dikenal sebagai “penjahat imigran ilegal”, telah dideportasi.

Langkah yang diambil oleh pemerintah AS dan Guatemala ini menjadi bagian dari upaya penanganan masalah imigrasi ilegal, yang semakin menjadi sorotan di berbagai negara. Ke depan, pemerintah kedua negara diperkirakan akan terus memperkuat kerjasama dalam menanggulangi masalah imigrasi ilegal yang kerap melibatkan pelanggaran hak asasi manusia dan berbagai masalah sosial lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *