
Sumber: antaranews.com
Sekilas Jatim – Pada Jumat (24/1), Hamas mengumumkan bahwa mereka akan membebaskan empat tentara wanita Israel pada Sabtu (25/1) sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang telah dicapai antara kelompok perlawanan Palestina tersebut dan Israel. Dalam sebuah pernyataan singkat yang disampaikan oleh juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, Abu Obaida, keempat tentara Israel tersebut akan dibebaskan pada tanggal 25 Januari.
Keempat tentara yang disebutkan oleh Hamas adalah Karina Ariev, Danielle Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag. Nama-nama ini kemudian dikonfirmasi oleh kantor pemimpin Israel Benjamin Netanyahu. Pihak kantor Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah menerima daftar nama tawanan yang akan dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu. Namun, mereka menambahkan bahwa belum ada komentar lebih lanjut yang dapat diberikan terkait dengan daftar tersebut.
Pada hari pertama gencatan senjata yang diberlakukan pada Minggu, Israel telah membebaskan 90 tahanan Palestina, sementara Hamas membebaskan tiga tahanan Israel sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. Gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari ini merupakan tahap pertama dari kesepakatan yang mencakup tiga fase, yang bertujuan untuk menghentikan konflik yang telah menyebabkan korban jiwa yang sangat besar.
Perang yang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan hampir 47.300 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta menyebabkan lebih dari 111.500 orang lainnya terluka. Dalam pernyataan mereka, Hamas menekankan bahwa gencatan senjata ini bukan hanya bertujuan untuk menghentikan kekerasan, tetapi juga untuk mencapai gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel dari Gaza.
Kesepakatan ini mencakup pertukaran tahanan sebagai bagian dari upaya untuk menurunkan ketegangan dan menciptakan suasana tenang yang lebih stabil di wilayah tersebut. Gencatan senjata ini diharapkan dapat membuka jalan bagi langkah-langkah diplomatik yang lebih lanjut, serta memberikan kesempatan untuk mengurangi penderitaan yang dialami oleh warga Palestina akibat pertempuran yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Dengan gencatan senjata yang diberlakukan, diharapkan kedua pihak dapat melanjutkan negosiasi yang dapat mengarah pada solusi yang lebih permanen. Sementara itu, masyarakat internasional terus memantau perkembangan tersebut, berharap agar kesepakatan ini dapat memberikan kedamaian dan menghentikan kekerasan yang telah merenggut banyak nyawa.