
Sumber: antaranews.com
Sekilas Jatim – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) kini membuka akses untuk publik menuju wisata edukasi Lorong Sejarah di Jakarta, yang diluncurkan pada Sabtu lalu. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya Kemenhan untuk menghilangkan citra bahwa lembaga ini sulit diakses atau bahkan terasa ‘angker’. Menurut Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal (Setjen) Kemenhan, tujuan dari pembukaan Lorong Sejarah adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai perjalanan perjuangan bangsa Indonesia.
Frega menjelaskan bahwa Lorong Sejarah ini memiliki nilai historis yang penting karena menyimpan artefak serta data perjuangan bangsa yang mencatat perjalanan Indonesia dari tahun 1945 hingga 2019. Ia menambahkan, banyak generasi saat ini yang mungkin tidak terlalu paham tentang sejarah kemerdekaan Indonesia, atau bahkan tidak memiliki akses untuk mengenalnya. Oleh karena itu, Lorong Sejarah ini hadir untuk mengingatkan kembali betapa besar dan berdaulatnya bangsa Indonesia, yang meraih kemerdekaan dengan perjuangan yang tidak mudah.
Inisiatif untuk membuka Lorong Sejarah kepada publik ini berawal dari ide Presiden Prabowo Subianto ketika beliau menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Prabowo saat itu menyarankan agar salah satu lorong di Kemenhan dilengkapi dengan artefak dan informasi sejarah perjuangan bangsa, namun akses publik ke lorong tersebut belum diizinkan pada waktu itu.
Baru ketika Sjafrie Sjamsoeddin menjabat sebagai Menteri Pertahanan, kebijakan untuk menjadikan Lorong Sejarah sebagai ruang publik pun mulai direalisasikan. Frega menyatakan bahwa sejak saat itu, Lorong Sejarah dibuka untuk umum setiap hari Sabtu, dengan akses terbuka satu kali dalam sebulan tanpa biaya. Pada grand opening, wisata edukasi ini menyediakan kesempatan bagi 150 pengunjung yang dibagi ke dalam lima gelombang. Setiap gelombang terdiri dari 30 orang yang dapat menikmati Lorong Sejarah selama 45 menit hingga satu jam.
Frega mengungkapkan bahwa pembukaan wisata edukasi ini dilakukan dengan pembatasan waktu yang cukup ketat. Hal ini dikarenakan Lorong Sejarah masih digunakan oleh para pejabat utama Kemenhan selama hari kerja, sehingga jumlah pengunjung yang datang harus dibatasi agar tidak mengganggu kegiatan internal kementerian. Namun, Frega juga menyampaikan bahwa ke depan, ada kemungkinan pembukaan wisata edukasi ini akan diperluas, baik menjadi dua kali dalam sebulan atau bahkan seminggu sekali, tergantung pada kondisi yang ada.
Selain dapat menikmati Lorong Sejarah, pengunjung juga berkesempatan untuk melihat berbagai alat utama sistem senjata (alutsista) produksi dalam negeri, seperti kendaraan Maung Garuda dan tank. Pengunjung dapat menaiki alutsista tersebut dan berkeliling Kemenhan sebagai bagian dari rangkaian wisata edukasi ini. Langkah ini menjadi salah satu upaya Kemenhan untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan sejarah dan kekuatan pertahanan negara, sekaligus memberikan wawasan lebih tentang alat pertahanan yang dimiliki Indonesia.
Dengan adanya wisata edukasi Lorong Sejarah ini, Kemenhan berharap dapat mengedukasi generasi muda tentang perjuangan bangsa dan pentingnya menjaga kemerdekaan serta berperan aktif dalam pembangunan negara. Ke depan, semoga lebih banyak masyarakat yang dapat mengunjungi dan memanfaatkan fasilitas ini untuk memperkaya pengetahuan sejarah bangsa.