30 April 2025
DLH Mataram siap mengolah limbah makanan MBG

Sumber: antaranews.com

Sekilas Jatim – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyampaikan kesiapan mereka dalam menerima limbah makanan yang berasal dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak dimakan oleh siswa untuk diolah menjadi pakan maggot. Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Mataram, Vidi Partisan Yuris Gamanjaya, mengungkapkan bahwa pihaknya akan dengan senang hati menerima limbah makanan sisa MBG yang belum dikonsumsi oleh para siswa. Limbah tersebut nantinya akan diproses di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya.

Vidi menyatakan bahwa mereka merasa beruntung jika limbah makanan sisa dari program MBG diserahkan kepada pihaknya, karena limbah tersebut dapat langsung diolah menjadi pakan maggot tanpa perlu melalui tahapan pemilahan. Hal ini menjadi sangat menguntungkan, mengingat sampah makanan tersebut sudah dalam bentuk yang jelas dan siap diproses.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Vidi sebagai tanggapan atas adanya sebagian siswa dari 3.115 siswa yang menerima program MBG pada tahap pertama di Kecamatan Selaparang, Kota Mataram, yang tidak menghabiskan makanan yang diberikan. Beberapa alasan yang dikemukakan siswa mengapa mereka tidak menghabiskan makanan adalah karena porsi yang terlalu banyak, rasa yang terlalu pedas, atau karena ketidaksukaan terhadap jenis makanan tertentu dalam menu MBG.

Vidi menambahkan bahwa alih-alih membuang makanan sisa yang tidak dimakan, lebih baik jika limbah tersebut diberikan ke TPST untuk kemudian diolah menjadi pakan maggot. Program ini memberikan keuntungan ganda, yaitu mengurangi sampah makanan yang terbuang sia-sia sekaligus mendukung produksi pakan maggot yang sangat berguna.

Selama ini, untuk memperoleh pakan maggot, DLH Mataram mengumpulkan sampah rumah tangga yang masuk ke TPST dan melalui proses pemilahan serta penggilingan untuk dijadikan bubur. Namun, berbeda halnya dengan limbah sisa makanan MBG, yang sudah terjamin jenisnya, sehingga tidak perlu lagi dilakukan pemilahan. Limbah tersebut cukup dicacah dan langsung dapat diberikan kepada maggot.

Vidi mengungkapkan bahwa produksi maggot di Kota Mataram saat ini telah mencapai satu ton per hari, termasuk yang dihasilkan di Mataram Maggot Center (MMC) Kebon Talo, Ampenan, yang memproduksi sekitar 600 kilogram maggot per hari. Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan maggot tersebut, diperlukan sekitar 3 ton sampah sisa makanan rumah tangga setiap harinya. Oleh karena itu, Vidi mengungkapkan rasa senangnya apabila limbah sisa makanan MBG dapat diberikan untuk diolah menjadi pakan maggot di TPST.

Menurut data DLH Kota Mataram, volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat di enam kecamatan di Kota Mataram tercatat sebanyak 240 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen merupakan sampah organik, termasuk sisa makanan, sementara 30 persen lainnya terdiri dari sampah plastik. Sisanya berupa limbah lain seperti kayu, diaper, kaca, dan jenis sampah lainnya. Keberadaan limbah sisa makanan dari program MBG diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan bahan baku untuk produksi maggot yang mendukung pengelolaan sampah organik secara berkelanjutan.

Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yaitu mengurangi jumlah sampah yang terbuang dan meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di Kota Mataram. Dengan adanya kerja sama yang baik antara DLH dan berbagai pihak, terutama dalam hal pengelolaan sampah organik, diharapkan Kota Mataram dapat semakin maju dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *