
Sekilas Jatim – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa likuiditas perekonomian Indonesia, yang diukur dengan uang beredar dalam arti luas (M2), terus menunjukkan pertumbuhan pada Desember 2024. Total uang beredar tercatat sebesar Rp9.210,8 triliun, yang berarti ada kenaikan sebesar 4,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year / yoy). Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan M2 pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 6,5 persen yoy.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa perkembangan ini terutama didorong oleh peningkatan dalam komponen uang beredar sempit (M1) dan uang kuasi. Uang beredar sempit (M1), yang mencakup uang tunai dan saldo rekening giro, tumbuh sebesar 5,8 persen yoy. Sementara itu, uang kuasi, yang mencakup tabungan dan deposito berjangka, hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,3 persen yoy.
Menurut Ramdan, pertumbuhan M2 pada Desember 2024 ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti penyaluran kredit dan tagihan bersih yang melibatkan pemerintah pusat. Salah satu faktor yang mencatatkan angka pertumbuhan signifikan adalah penyaluran kredit. Pada Desember 2024, kredit yang disalurkan mengalami pertumbuhan 9,1 persen yoy, meskipun sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang tercatat 10,1 persen yoy.
Penyaluran kredit yang dimaksud oleh Bank Indonesia adalah pemberian pinjaman langsung, yang tidak termasuk instrumen keuangan lain yang sering dianggap sebagai pinjaman, seperti surat berharga, tagihan akseptasi (banker’s acceptances), dan tagihan repo. Kredit yang dihitung dalam laporan ini juga tidak mencakup kredit yang diberikan oleh bank-bank umum yang berlokasi di luar negeri, maupun kredit yang disalurkan kepada pemerintah pusat atau entitas non-residen.
Di sisi lain, tagihan bersih yang terkait dengan pemerintah pusat menunjukkan tren penurunan. Tagihan bersih tersebut mengalami kontraksi 17,4 persen yoy pada Desember 2024, setelah sebelumnya tercatat tumbuh 1,1 persen yoy pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini menunjukkan adanya perubahan dalam posisi keuangan pemerintah pusat yang mempengaruhi likuiditas dalam perekonomian Indonesia.
Aktiva luar negeri bersih juga tercatat mengalami pertumbuhan meskipun relatif stabil. Pada Desember 2024, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 0,8 persen yoy, sedikit menurun dibandingkan dengan pertumbuhan 1,0 persen yoy pada bulan sebelumnya. Perkembangan ini mencerminkan kondisi perekonomian global yang tetap stabil, namun tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dengan catatan pertumbuhan M2 yang tetap stabil ini, Bank Indonesia menunjukkan bahwa meskipun ada fluktuasi dalam komponen-komponen tertentu, likuiditas perekonomian Indonesia secara keseluruhan masih dalam kondisi yang sehat. Namun, tetap diperlukan pemantauan ketat terhadap berbagai faktor yang memengaruhi perekonomian, termasuk penyaluran kredit dan posisi tagihan pemerintah, untuk memastikan kestabilan ekonomi dalam jangka panjang.