
Sumber: antaranews.com
Sekilas Jatim – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru dilantik, Marco Rubio, telah menjadwalkan lawatan ke Panama sebagai perjalanan luar negeri perdananya dalam kapasitas sebagai diplomat utama AS. Kunjungan ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkuat hubungan AS dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin.
Rencana kunjungan Rubio ini muncul di tengah kontroversi pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya menyebutkan bahwa Terusan Panama dioperasikan secara ilegal oleh “tentara luar biasa dari China.” Trump juga menegaskan bahwa Amerika Serikat, yang membangun kanal tersebut pada awal abad ke-20, memiliki hak untuk merebut kembali kanal strategis itu jika diperlukan.
Klaim kontroversial ini langsung mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Pemerintah China dengan tegas membantah tuduhan tersebut, menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak terlibat dalam pengelolaan atau pengoperasian Terusan Panama. Beijing menjelaskan bahwa kanal tersebut tetap berada di bawah kendali Panama, meskipun dermaga di kedua sisi tanah gentingnya dikelola oleh sebuah perusahaan asal Hong Kong.
Selain itu, Menteri Luar Negeri Panama, Javier Martinez-Acha, juga menolak keras klaim yang dibuat oleh Presiden Trump. Dalam pernyataannya, Martinez-Acha menegaskan bahwa kedaulatan Terusan Panama tidak dapat diperdebatkan atau dinegosiasikan. Ia menambahkan bahwa Panama memiliki kendali penuh atas kanal tersebut, yang merupakan simbol penting bagi kemerdekaan dan kedaulatan negaranya.
Lawatan Rubio ke Panama dijadwalkan berlangsung antara akhir Januari hingga awal Februari 2025. Selain Panama, perjalanan ini juga diperkirakan akan mencakup kunjungan ke negara-negara lain di kawasan seperti Guatemala, El Salvador, Kosta Rika, dan Republik Dominika.
Meskipun rincian kunjungan ini masih dalam tahap finalisasi, laporan yang dirilis oleh Fox News mengindikasikan bahwa lawatan tersebut dapat dimulai secepatnya pada pekan depan. Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, telah mengonfirmasi rencana perjalanan ini pada Rabu malam.
Tammy Bruce menjelaskan bahwa tujuan utama kunjungan Marco Rubio adalah memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi antara AS dan negara-negara di belahan bumi Barat. Dalam pernyataannya, Bruce menekankan pentingnya wilayah ini bagi Amerika Serikat. “Ini adalah wilayah yang menjadi rumah kita,” katanya.
Rubio diharapkan menggunakan kunjungan ini untuk membangun dialog yang lebih erat dengan negara-negara di kawasan, terutama terkait isu-isu sensitif seperti kedaulatan Terusan Panama, stabilitas politik di Amerika Tengah, dan pengaruh eksternal yang dirasakan oleh negara-negara di wilayah tersebut.
Kunjungan ini juga diharapkan memberikan sinyal bahwa pemerintahan AS di bawah Presiden Trump tetap berkomitmen untuk mendukung pembangunan dan kerja sama di kawasan Amerika Latin, meskipun hubungan diplomatik AS dengan beberapa negara di kawasan itu sempat menghadapi tantangan.
Dengan lawatan ini, Marco Rubio tidak hanya ingin memperkuat kerja sama bilateral, tetapi juga menunjukkan perhatian Amerika Serikat terhadap isu-isu regional yang lebih luas. Ini termasuk tantangan-tantangan ekonomi, stabilitas politik, serta pengaruh eksternal dari negara-negara besar seperti China, yang terus memperluas kehadirannya di kawasan tersebut.
Melalui langkah ini, pemerintahan AS berharap dapat menegaskan kembali posisinya sebagai mitra utama bagi negara-negara di kawasan Amerika Latin. Rubio diharapkan membawa pesan bahwa Amerika Serikat ingin membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan negara-negara tetangganya sambil tetap menjaga prinsip-prinsip kedaulatan dan integritas wilayah.
Kunjungan ini dipandang sebagai langkah awal yang strategis bagi Rubio untuk membangun reputasi sebagai diplomat utama AS. Selain itu, lawatan ini juga menjadi momentum penting bagi AS untuk memperkuat pengaruhnya di kawasan, sekaligus meredam isu-isu sensitif seperti kontroversi seputar Terusan Panama.